Standard Chatered Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Ilustrasi(shutterstock.com)


 

JAKARTA, KOMPAS.com - Standard Chatered Bank Indonesia merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2021 dan 2022, selaras dengan munculnya potensi perlambatan pemulihan ekonomi nasional. 

Senior Economist Standard Chartered Bank Aldian Taloputra mengatakan, bank yang bermarkas di Inggris itu merevisi target pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 4,5 persen menjadi 4,1 persen pada 2021. Untuk tahun 2022, Standard Chatered juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dari 5 persen menjadi 4,8 persen. 

“Naiknya kembali jumlah kasus dan pengetatan kembali pembatasan mobilitas dapat memperlambat laju pemulihan, terutama untuk sektor yang terkena dampak langsung seperti pariwisata, transportasi dan akomodasi,” tuturnyq dalam keterangan tertulis, Jumat (9/7/2021). 

Penyebaran Covid-19 varian Delta diproyeksi bukan hanya akan mengancam perekonomian nasional, tapi juga secara global. “Munculnya varian baru 'Delta plus', yang berpotensi lebih menular, menyoroti bahwa varian-varian baru akan terus menimbulkan ancaman yang signifikan sampai jumlah kasus turun dalam skala global,” ujar Aldian. Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu. Daftarkan email Oleh karenanya, laju pemulihan ekonomi nasional bergantung kepada kecepatan pelaksanaan vaksinasi yang selaras akan mendongkrak kepercayaan konsumen. 

“Pertumbuhan jangka pendek diantisipasi akan didukung oleh kebijakan pemerintah, permintaan eksternal yang kuat dan kepercayaan yang meningkat pada program vaksinasi,” ucap Aldian. Sebagaimana diketahui, berbagai pihak juga telah memproyeksikan, lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi selama beberapa pekan terakhir akan berimbas kepada perekonomian.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2021 berkisar 7,1 persen sampai dengan 7,5 persen year on year (yoy). Angka tersebut telah dikoreksi ke bawah dari proyeksi sebelumnya yang berada di rentang 7,1 persen hingga 8,3 persen. 

“Kita melihatnya begini kalau proyeksi ekonomi untuk kuartal II bulan Juni sudah hampir selesai kenaikan minggu kedua-ketiga PPKM mulai awal Juli, maka kuartal II masih relatif tidak terpengaruh banyak. Ekonomi juni ada sedikit pelemahan tapi tidak akan memengaruhi banyak,” tuturnya.


Sumber: kompas.com

0 Komentar

https://www.olg.link/